Posted by : Unknown Jumat, 22 November 2013


Teknologi dan Budaya Cosplay di Indonesia

Pada era globalisasi saat ini teknologi di dunia terus berkembang  dan berbagai fenomena dinamika global juga mengalami perkembangan-perkembangan secara kontemporer. Salah satunya adalah perkembangan budaya-budaya populer dalam era globalisasi yang mereproduksi seni serta budaya-budaya populer baru. didasari oleh perkembangan  teknologi informasi, sehingga berbagai budaya terus dapat ditularkan layaknya endemik global. Kebudayaan bukan lagi sesuatu yang sebatas diwariskan secara turun-temurun dalam keluarga atau suatu kelompok masyarakat tetapi dapat disebarkan melalui perkembangan teknologi saat itu. Hal ini membuat seakan-akan sudah tidak ada batasan-batasan dalam berbagi informasi diantara sesama manusia. Berbagai inovasi-inovasi teknologi telekomunikasi pun semakin banyak seperti handphone yang dulu hanya dipakai untuk keperluan menelpon ataupun mengirim pesan singkat sekarang dapat dipakai pula untuk mengakses internet, televisi pun yang dulunya hanya bisa dipakai untuk menonton saja sekarang bisa disambungkan dengan jaringan internet, dan masih banyak lagi inovasi-inovasi mutakhir yang telah berhasil diciptakan. Tidak hanya berbagai informasi yang dapat disebarkan dengan cepat melalui hadirnya berbagai teknologi telekomunikasi yang mutakhir tersebut, budaya pun dapat dengan mudah disebarkan ke seluruh dunia. Hal ini berkaitan dengan globalisasi budaya dimana pernyataan ini dapat dikatakan sebagai suatu gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu dari suatu Negara ke seluruh dunia sehingga menjadi budaya dunia atau world culture.
Salah satu budaya yang tengah mempengaruhi berbagai Negara adalah budaya costum player jepang atau yang lebih dikenal dengan sebutan cosplay. Cosplay (コスプレ Kosupure ) adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang (wasei-eigo) yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime (film kartun jepang) , manga (komik jepang) , manhwa (komik korea) ,dongeng , permainan video , penyanyi dan musisi idola, dan film kartun dari berbagai negara. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer. Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar Cosplay , seperti Comic Market, japan festival atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei (gaya visual music jepang).  Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia. Indonesia pun terikut imbas penyebaran budaya ini terutama dikarenakan Indonesia yang merupakan Negara berkembang yang mudah dipengaruhi oleh Negara-negara maju.Penyebaran budaya Cosplay ini juga terbantukan dengan berbagai media massa yang giat memperkenalkan budaya tersebut dan media massa yang intensif dalam menyebarkan budaya ini adalah televisi, internet, video game console serta buku-buku majalah dan komic. Hampir setiap hari kita dapat menonton acara-acara yang berhubungan dengan budaya cosplay ini di seluruh stasiun televisi dan dimedia lainya. 
Ketertarikan akan budaya ini pun semakin meningkat terutama di kalangan remaja, Berawal dari melihat berbagai tayangan di media massa, mereka perlahan-lahan mulai mengumpulkan informasi mengenai budaya tersebut dan akhirnya mulai mengimitasi budaya itu ke dalam  gaya hidup keseharian mereka. Dapat dikatakan terjadi pergeseran dalam mengaktualisasikan nilai budaya Indonesia ke budaya Cosplay dimana budaya tersebut belum tentu sesuai dengan budaya kita dan terkesan semakin melupakan budaya bangsa sendiri. Jika hal tersebut terus terjadi, budaya bangsa sendiri bisa hilang padahal remaja adalah penerus bangsa dimana merekalah yang seharusnya mengembangkan bangsa kita. Pada akhirnya, tidak hanya nilai positif yang didapatkan dari pertukaran informasi global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga membawa dampak yang tidak baik terhadap perkembangan remaja. Produksi cosplay sebagai budaya populer menjadi sebuah realitas dan identitas remaja yang muncul-entah secara bersamaan atau pun parsial-atas cosplayers (pemeran cosplay) yang  ditandai oleh kostum dan aksesoris cerminan dari tokoh-tokoh dalam sumber daya produksi itu sendiri.
Asal mula cosplay itu muncul tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah atau perkumpulan acara fiksi. Peserta acara tersebut  mengenakan kostum seperti yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah. Tradisi penyelenggaraan acara  fiksi ilmiah tersebut  sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show). Di Jepang, peragaan "cosplay" pertama kali dilangsungkan pada tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980, Pesertanya mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam film lainnya.  Selain itu di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi (istilah jepang sebagai karya-karya yang diterbitan sendiri)  dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.

Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan dōjinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut "Tominoko-zoku" ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok "Tominoko-zoku" dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah "Tominoko-zoku" diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan "cosplay" sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay Dari tahun 1989 hingga 1995. Di tv asahi jepang juga menayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land di masa itu. Dan sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa "ber-cosplay". Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Hingga sekarang merambah ke indonesia Pada awal 2000-an, beberapa event seperti Gelar Jepang UI mengadakan Event Cosplay. Tetapi saat itu belum ada yang berminat, cosplay pertama saat itu hanyalah EO dari acara Gelar Jepang tersebut. Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi di Bandung memperkenalkan gaya cosplay Harajuku dan hadirnya cosplayer pertama yang bukan merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang, hampir tiap bulannya selalu ada event cosplay di Jakarta dan diluar kota Jakarta.

Dari asal usul budaya cosplay diatas perkembangan budaya tersebut didasari dari perkembangan IPTEK dalam konteks ilmu komunikasi akhirnya memberikan kesempatan kepada masyarakat dunia untuk menampilkan serta menunjukan budayanya kepada orang lain melalui teknologi media yang digunakan. Pertukaran informasi dan budaya dalam dunia komunikasi tersebut akhirnya mendapat respon yang baik bahkan dijadikan sebagai bentuk gaya hidup oleh orang atau budaya lain. Misalnya, Budaya Cosplay. Dengan gaya berpakaian, dan ciri khas yang unik, akhirnya menjadi produk yang sangat diminati oleh para remaja di Indonesia saat ini. Mereka tanpa ragu berpakaian layaknya tokoh-tokoh fantasy yang mereka kagumi di dalam keseharian mereka. 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © J-Pop and K-Pop - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -